Saturday, 21 September 2013

Soto Selan, Kuliner khas Semarang, Enak dan Terjangkau

Beberapa waktu lalu, saya sedang berkunjung ke tempat sahabat SMA saya di Semarang. Tahu kan ya di mana kota Semarang. Kota yang menjadi Ibukota provinsi Jawa Tengah, yang tiap tahun selalu menjadi langganan banjir rob, katanya sih permukaan daratannya turun beberapa cm tiap tahunnya.

Kota dengan jalan terumit yang pernah saya temui ini menjadi kota tempat sahabat saya menuntut ilmu. Hari pertama saya diajak keliling kampusnya, Universitas Negeri Semarang, kampus ini terletak di daerah perbukitan, udaranya sejuk, tidak seperti di pusat kotanya.


Ya, seperti layaknya kampus besar di kota lain, sekitar kampus penuh sesak dengan penjual makanan, hilir mudik mahasiswa, entah itu jalan kaki, naik motor, banyak juga yang naik mobil. Seharian muterin kampus, nongkrong di café, makan bakso, lalapan, di pinggiran jalan, membuat saya sedikit merasa bosan.

Saya sengaja goda teman saya yang satu ini, masak sih Semarang cuma gini gini aja. Memang gak ada makanan yang lebih istimewa apa? Setelah teman saya menyebutkan beberapa nama makanan yang memang terlihat asing di telinga saya, akhirnya saya memutuskan untuk memilih nama soto selan.

Soto selan, ya benar, soto selan, itulah namanya. Kata soto sudah sering terdengar di telinga saya, tapi “selan”, benar-benar asing di telinga saya. Apa itu nama daerah, nama orang, atau sekedar nama iseng yang dibuat oleh pemegang hak ciptanya.

Waktu tiba di lokasi, saya benar-benar heran, banyak mobil yang parkir di sana, belum lagi motornya. Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan penampakan warungnya. Sama sekali tak seperti restoran, tapi yang ada datang sepertinya kebanyakan orang-orang beruang. Gila, warungnya sangat sederhana, layaknya warung tegal yang biasanya terdapat di pinggir jalan, tempatnya juga tidak begitu luas. Bahkan saya harus rela antri sekitar 15 menit dahulu sebelum akhirnya bisa duduk dengan tenang dan menikmati hidangan Soto Selan.

Saya jadi penasaran, apa yang membuat soto selan ini sebegitu istimewanya, hingga pelanggan dengan senang hati mengantri menunggu gilirannya. Sambil menunggu datangnya makanan utama, saya habiskan beberapa gorengan yang tersedia di mejanya. Gorengannya enak, gurih, tak terasa sudah habis 4 buah. Wah, keburu kenyang nih.

Akhirnya yang ditunggu pun datang juga. Datang bersama ciri khasnya, nasi yang disiram dengan kuah berwarna kuning bertabur suwiran daging ayam dilengkapi dengan bawang goreng yang membuatnya semakin menambah nafsu makan. Dari aromanya saja saya sudah tahu bahwa ini enak. Langsung saja saya lahap hidangan yang sudah dinanti, dan inilah pertama kali saya makan yang namanya soto selan.

Soto Selan mempunyai rasa yang sangat berbeda dengan soto Jawa Timur, yang kebanyakan adalah soto lamongan. Maklum saya tinggal di jawa timur, jadi tahunya cuma soto lamongan dengan kuah kuning yang bersantan. Soto selan juga mempunyai kuah berwarna kuning, tapi ini bening dan tidak ada santannya.

Soto selan di sajikan dalam sebuah mangkok, porsinya memang tidak banyak, maklumlah saya kalau makan pakai porsinya kuli. Akan tetapi jangan khawatir kalau anda tidak merasa kenyang, karena anda dapat menambahkan makanan sampingan atau lauk yang beraneka ragam yang ada disana. Mulai dari gorengan, sate kerang, rempelo ati, ayam goreng, perkedel, sate ayam, dan telur pindang.

Saya comot lagi gorengan dan telur pindang yang berwarna coklat itu. Rasanya pas banget sama soto selan. Rasanya berbaur, sungguh memanjakan lidah saya.

Yah, habis deh soto selannya. Kali ini es teh manis menyegarkan tenggorokan saya, maklum cuaca di Semarang cukup panas, tidak seperti di Malang, tempat saya tinggal.

Sayangnya saya tidak bisa berlama-lama di warung ini, belum habis satu batang rokok, saya mengajak teman saya keluar. Soalnya saya merasa nggak enak sama yang masih ngantri. Setelah teman saya membayar semuanya, pulanglah kita.

Di tengah perjalanan, saya bertanya kepada teman saya terkait rasa, harga dan semuanyalah. Saya terheran-heran untuk kesekian kalinya, makanan seenak itu harganya hanya Rp 5.000 per porsi. Benar-benar wow. Jarang sekali saya bisa menikmati makanan yang enak dan murah, selain masakan ibu saya sendiri.

Soto selan yang saya kunjungi kali ini berlokasi di Jalan Depok 36B, Semarang, Jawa Tengah. Saya yakin yang jual Soto selan di Semarang bukan hanya di daerah ini saja, karena sepanjang jalan saya juga beberapa kali melihat warung nasi yang bertuliskan soto, entah soto apa itu yang dimaksud.


Bagi anda yang sedang berkunjung di Semarang, soto selan adalah makanan rekomendasi saya. Sangat rugi bila anda tidak mencobanya, dan selamat menikmati sensasi soto selan Semarang. Dijamin puas, kenyak, dan tentu nggak bikin anda bokek.

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...