Berat kaki bak mendaki,
Syaraf di otak tak henti berpikir, tuk mencoba merangkai kata
Lelah aku mencoba, meski sekedar kata sederhana
Buaian mimpi membawaku ke masa itu,
Di tempat ini, satu tahun yang lalu
Semua masih tetap sama,
Kecuali bentuk kursi ini dan lembaran kertas yang tertempel di mading
Warna mading tetap biru, sebiru kampusku
Akuarium depan ruang administrasi pun tetap sama,
Tak ada ikannya
Hilir mudik mahasiswa satu tingkat di bawahku,
Terlihat bahagia bersama setumpuk kertas,
Proposal skripsi yang menentukan
Kulihat diriku, KONTRAS
Tak ada tumpukan kertas
Hampa . . . .
Seolah tak berarti . . . .
Sesal tak ingin ku rasa,
Inilah jalan yang kupilih
Siap ku buka lembaran baru,
Meski tak tahu apa yang sedang menanti di depanku,
Biarlah masa depan itu gelap, karena hari esok adalah milik-NYA
Aku hanya ingin mengenang masa lalu yang indah,
Bukan meraba-raba hari esok yang tak ku tahu bagaimana jadinya
Sekali lagi, mata ini menari-nari
Menyusuri lorong gedung yang tak segelap hatiku,
Tak seorangpun teman satu angkatan yang kutemui
Mereka sudah sibuk di luar sana,
Hidup dalam kehidupan yang sebenarnya
Memang aku tak seperti mereka,
bintang-bintang yang bersinar menerangi malam
Aku hanya bintang kecil biasa,
yang bermimpi menerangi siang
Biar ku rasa pengecut,
Tapi hatiku tak pernah ciut…
-Andrian W Jati-
No comments:
Post a Comment